di mitologi vampir takut akan

2024-04-29


Mitos: Vampir takut pada bawang putih. Fakta: Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vampir takut pada bawang putih. Legenda ini muncul dari cerita-cerita rakyat Eropa, tetapi tidak memiliki dasar yang kuat.

Kepercayaan terhadap vampir sudah mendarah daging selama berabad-abad. Kebudayaan Mesopotamia, Yahudi, Yunani kuno, dan Romawi kuno sudah mengenal setan atau roh yang mirip dengan vampir modern sejak lama. Namun, vampir yang dikenal sekarang berasal dari Eropa Tenggara pada abad ke-18.

Vampir digambarkan sebagai makhluk penghisap darah manusia namun takut pada cahaya matahari. Bahkan ada mitos yang menyebut vampir benar-benar ada pada zaman Yunani kuno. Di setiap negara pun punya nama yang berbeda-beda. Orang Chile menyebutnya peuchen, sedangkan di China mereka dinamakan Jiangshi.

Salah satu tokoh terkemuka yang diketahui pernah mengidap penyakit ini ialah Raja George III, penguasa Britania Raya. Porfiria telah mengakibatkan kerusakan pada sistem sarafnya. Hampir sepanjang hidupnya ia dikenal sebagai sosok tempramen, agresif, dan suka meracau; dan ia pun tersiksa oleh halusinasi, insomnia, kegelisahan, bahkan paranoia.

Jika tidak, kulit terbakar melepuh parah akibatnya. Dalam istilah medis, penyakit vampir ini disebut dengan porfiria alias xeroderma pigmentosum (XP). Satu dari 1 juta orang di dunia dilaporkan memiliki kondisi ini. Apa itu porfiria? Porfiria adalah sekelompok gejala yang timbul saat proses pembentukan heme tidak berjalan sempurna.

Alur dari drakor satu ini berlatar di dunia yang memungkinkan manusia dan vampir hidup secara berdampingan. Namun, tetap saja kaum vampir merasa takut dan kerap mendapatkan diskriminasi dari masyarakat luar. Baca juga: Drakor Mr. Sunshine Kini Ada Novelnya, Tak Kalah Seru Alurnya

1. Konsep vampir sudah ada sejak masa peradaban kuno. mysticinvestigations.com. Konsep vampir era modern, yang kini kita kenal sebagai salah satu "hantu" dengan taring, kuku panjang, dan mengisap darah, ternyata sudah ada sejak masa kuno.

Manusia secara naluriah takut akan kebenaran, keberuntungan, dan kematian; tetapi ketakutan manusia akan fakta bahwa beberapa insiden sebenarnya disebabkan oleh vampir membuat manusia mengabaikan masalah tersebut dan dengan demikian membuat dirinya percaya bahwa vampir tidak ada.

Jumat, 27 November 2009 - 15:01 WIB INILAH.COM, Jakarta- Apakah vampir benar ada? Adakah penjelasan sainsnya? Jauh dari takhayul, ada penjelasan biologi dan antropologi pada kondisi yang menyebabkan takut pada makhluk itu.

Vampir melambangkan lebih dari sekedar horor; mereka mewakili ketakutan dan keinginan manusia yang mendalam. Penggambaran mereka dalam sastra dan media mencerminkan sikap masyarakat terhadap kehidupan, kematian, dan moralitas. Memahami simbolisme vampir menawarkan wawasan tentang jiwa kolektif dan warisan budaya kita.

Peta Situs